Protozoa
Protozoa
adalah organisme yang bersel tunggal, dimana beberapa spesies mempunyai lebih
dari satu nukleus (inti sel) pada bagian atau seluruh daur hidupnya. Seperti
halnya sel pada tubuh makhluk hidup lainnya, sel protozoa dilapisi oleh tiga lapisan
uni membran yang didalamnya terdapat ektoplasma, endoplasma dan nukleus. Dalam
endoplasma ditemukan nukleus, mitokondria, badan golgi dan sebagainya,
sedangkan ektoplasma ditemukan flagela , cilia dan sebagainya. Protozoa pada
dasarnya bergerak menggunakan 4 tipe organela yang merupakan bagian dari
ektoplasma yaitu:
Flagela,
cilia, pseudopodia dan undulata bergerigi.
-
Flagella: bentuk langsing seperti
rambut tunggal yang panjang
-
Cilia: Bentuk flagela yang kecil
dan lebih pendek
-
Pseudopodia: Organela sementara
yang menonjol biasanya digunakan untuk bergerak/menangkap makanan.
-
Gerigi undulata: Pergerakan dengan
menggunakan bentuk gelombang dari sel dengan pergerakan dari belakang kedepan
dan sebaliknya.
Biasanya protozoa mempunyai dua stadium yang selalu
dialaminya yaitu stadium trophozoit
yaitu bentuk aktif dan bentuk cyste
merupakan bentuk inaktif.
Genus: Entamuba
Klasifikasi:
Class : Rhizopoda
Ordo:
Amoebida
Genus:
Entamoeba
Spesies:
Entamoeba histolytica
E. coli
E. ginggivalis
Diantara
3 spesies entamoeba, E. histolytica
adalah paling patogen pada manusia. Organisme ini adalah salah satu agen
penyakit penyebab dysentri. Selama beberapa tahun belakangan diketahui bahwa
ada dua jenis entamoeba yang dibedakan menurut ukuran trophozoit dan cystenya.
yaitu:
Ukuran
besar : Trophozoit: 20-30 mm
Cyste: 10-20 mm
Ukuran
kecil: Trophozoit : 12-15 mm
Cyste: 5-9 mm
E. histolytica ukuran
besar ada dua strain yaitu patogenik dan non-patogenik. Ukuran kecil biasanya
non-patogenik. Strain E. histolytica
yang patogen adalah merupakan parasit protozoa yang paling penting pada orang
dan banyak diteliti.
Daur hidup
Parasit
ini mengalami fase pre dan meta dalam daur hidupnya yaitu:
Trophozoit---precyste---Cyste---metacyste-----metacyste
trophozoit.
Trophozoit
yang mengandung beberapa nukleus (uni nucleate trophozoit) kadang tinggal
dibagian bawah usus halus, tetapi lebih sering berada di colon dan rectum dari
orang atau monyet serta melekat pada mukosa.
Hewan mamalia lain seperti anjing dan kucing juga dapat terinfeksi.
Trophozoit yang motil berukuran 18-30 um bersifat monopodial (satu pseudopodia
besar). Cytoplasma yang terdiri dari endoplasma dan ektoplasma, berisi vakuola
makanan termasuk erytrocyt, leucocyte, sel epithel dari hospes dan bakteria.
Didalam usus trophozoit membelah diri secara asexual.
Trophozoit menyusup masuk kedalam
mukosa usus besar diantara sel epithel sambil mensekresi enzim proteolytik.
Didalam dinding usus tersebut trophozoit terbawa aliran darah menuju hati,
paru, otak dan organ lain. Hati adalah organ yang paling sering diserang selain
usus. Di dalam hati trophozoit memakan sel parenchym hati sehingga menyebabkan
kerusakan hati. Invasi amoeba selain dalam jaringan usus disebut amoebiasis
sekunder atau ekstra intestinal.
Trophozoit dalam intestinal akan
berubah bentuk menjadi precystic.
Bentuknya akan mengecil dan bebentuk spheric dengan ukuran 3,5-20 um. Bentuk
cyste yang matang mengandung chromatoid untuk menyimpan unsur nutrisi glycogen
yang digunakan sebagai sumber energi. Cyste ini adalah bentuk inaktif yang akan
keluar melalui feses.
Cyste sangat tahan terhadap bahan
kimia tertentu. Cyste dalam air akan bertahan sampai 1 bulan, sedangkan dalam
feses yang mengering dapat bertahan sampai 12 hari. Bila air minum atau makanan
terkontaminasi oleh cyste E. histolytica,
cyste akan masuk melalui saluran pencernaan menuju ileum dan terjadi excystasi,
dinding cyste robek dan keluar amoeba “multinucleus
metacystic” yang langsung membelah diri menjadi 8 uninucleat trophozoit muda
disebut “amoebulae”. Amoebulae
bergerak ke usus besar, makan dan tumbuh dan membelah diri asexual.
Multiplikasi (perbanyakan diri) dari
spesies ini terjadi dua kali dalam masa hidupnya yaitu: membelah diri dengan
“binary fission” dalam usus pada fase trophozoit dan pembelahan nukleus yang
diikuti dengan cytokinesis dalam cyste pada fase metacystic.
Patologi
E. histolytica
adalah spesies amoeba yang paling unik dan berbahaya diantara spesies amoeba
lainnya yang menginfeksi orang. Hal tersebut karena protozoa ini mempunyai
kemampuan untuk menghydrolysis jaringan hospes (histo=jaringan, lytic=lysis).
Sekali amoeba ini berkontak dengan mukosa, parasit ini mensekresi enzim
proteolytic, sehingga organisme ini dapat berpenetrasi kedalam epithelium
kemudian kejaringan yang lebih dalam.
Lesi intestinal
Terjadi pertama didaerah caecum,
appendix, colon ascenden dan berkembang ke colon lainnya. Bila sejumlah parasit
ini menyerang mukosa akan menimbulkan ulcus(borok), yang mempercepat kerusakan
mukosa. Lapisan muskularis usus biasanya lebih tahan. Biasanya lesi akan
terhenti didaerah membran basal dari muskularis mukosa dan kemudian terjadi
erosi lateral dan berkembang menjadi nekrosis. Jaringan tersebut akan cepat
sembuh bila parasit tersebut dihancurkan (mati). Pada lesi awal biasanya tidak
terjadi komplikasi dengan bakteri. Pada lesi yang lama (kronis) akan diikuti
infeksi sekunder oleh bakteri dan dapat merusak muskularis mukosa, infiltrasi
ke sub-mukosa dan bahkan berpenetrasi ke lapisan muskularis dan serosa.
Terjadinya kasus trophozoit terbawa
aliran darah dan limfe ke lokasi lain dari tubuh, menyebabkan terjadinya lesi
pada organ lain. Tingginya angka kematian karena penyakit ini disebabkan oleh
robeknya colon bersamaan dengan terjadinya peritonitis. Lesi sekunder pada
organ lain dapat pula ditemukan tetapi lebih sering dijumpai lesi pada hati
(sekitar 5% dari kasus amebiasis).
Lesi pada hati
Hal
ini terjadi bila trophozoit masuk kedalam venula mesenterika dan bergerak ke
hati melalui sistem vena porta hepatis, kemudian masuk melalui kapiler darah
portal menuju sinusoid hati dan akhirnya membentuk absces. Besarnya absces
cukup bervariasi dari bentuk titik yang kemudian membesar sampai seperti buah
anggur. Ditengah absces akan terlihat adanya cairan nekrosis, ditengahnya ada
sel stroma hati dan bagian luarnya terlihat jaringan hati yang ditempeli oleh
ameba. Bilamana absces pecah serpihan absces akan tersebar dan menginfeksi
jaringan lainnya.
Lesi jaringan lainnya
Lesi
pada jaringan lainnya seperti lesi pulmonaris (paru), otak, kulit dan penis,
terjadi karena metastasis dari jaringan hati. Dimana semua kasus terjadi
berasal dari absces jaringan hati.
Diagnosis
Diagnosis
terutama dilihat dari gejala klinis dan reaksi tes imunologi. Pemeriksaan
dengan sinar x dapat mendiagnosis adanya absces dalam hati. Pemeriksaan sampel
feses cukup baik dilakukan untuk mendiagnosis infeksi dalam usus. Pemeriksaan
beberapa kali terhadap feses pasien untuk menemukan trophozoit cukup baik
dilakukan. Diagnosis secara imunologik cukup baik hasilnya. Penggunaan teknik
fluoerscens antibodi cukup baik tetapi tidak dpat membedakan antara E. histolytica dengan E. hartmanni.
Pengobatan
Beberapa
obat cukup baik untuk membunuh koloni
amebiasis yaitu:
-
Asam arsanilik dan derivatnya
-
iodichlor hydroxyquinolines
Bererapa
antibiotik terutama:
-
Tetracycline, cukup baik, tetapi
kurang baik untuk infeksi ectopic.
-
Chloroquine phosphat dan
niridazole, cukup efisien
-
Metronidazole, merupakan pilihan
tepat karena efektif terhadap amebiasis extra intestinal dan infeksi koloni
(dosis 2g/hari, selama 3 hari).
Naegleria fowleri
Class: Rhizopoda
ordo:
Amoebida
Genus:
Naegleria
sapecies:
Naegleria fowleri
Spesies
protozoa ini adalah ternmasuk ameba hidup bebas (free living amoeba) Yang hidup
dalam air yang menggenang, tanah yang terpolusi dan sistem pembuangan sampah.
Ada beberapa spesies amoeba hidup bebas yaitu: Naegleria, Hartmanella dan Acanthamoeba,
dimana yang paling dominan ialah spesies Naegleria
fowleri.
Fase flagelatnya mempunyai dua
flagella yang panjang dan tidak membentuk pseudopodia. Nucleusnya berbentuk
vesikuler dan mempunyai endosoma yang besar dan granuler perifer. Vakuola
makanan berisi bakteri dan cystenya mempunyai satu nukleus.
Sejak tahun 1964 lebih dari 60 kasus
kematian pada orang karena infeksi parasit ini sehingga akibat dari penyakit
“meningoencephalitis” (radang selaput otak). Kejadian ini dilaporkan dari
negara Ceko, Slovakia, Amerika Serikat, Afrika, New Zealand dan Australia.
Naegleria fowleria di isolasi dari kasus kematian tersebut. Ameba ini membunuh
hewan percobaan pada beberapa laboratorium pada waktu diinjeksikan intra nasal,
intra vena dan intracerebral. Organisme ini tidak membentuk cyste atau flagella
dalam tubuh hospes dan vakuolanya berisi
sel debris (serpihan sel) dari hospes.
Hampir semua kasus
meningoencephalitis sangat erat hubungannya dengan kolam renang atau danau. Hal
ini sangat mungkin terjadi trophoszoit masuk melalui hidung pada waktu
penderita menyelam dalam air. Kasus yang telah dilaporkan menunjukkan bahwa
infeksi terjadi waktu orang Muslim berwudhu dengan membasuh hidung 5 X sehari
terjadi pada petani muslim di Nigeria. Setelah trophozoit masuk kedalam hidung
maka amoeba ini bermigrasi sepanjang syaraf olfactorius melalui lempengan
Cribiform dan menuju kranium. Kematian disebabkan oleh kerusakan jaringan otak
dengan cepat dan hanya beberap pasien berhasil diselamatkan.
Balantidium
Class : Ciliata
Ordo: Trichostomatidae
Famili: Balantiidae
Genus: Balantidium
Species: Balantidiu, coli
Balantidium
coli adalah parasit protozoa yang terbesar yang menginfeksi orang.
Organisme ini dijumpai pada daerah tropis dan juga daerah sub-tropis. Pada
dasarnya protozoa ini berparasit pada babi, sedangkan strain yang ada,
beradaptasi terhadap hospes definitif lainnya termasuk orang.
Biologi
Protozoa
B. coli hidup dalam caecum dan colon
manusia, babi, marmot, tikus dan hewan mamalia lainnya. Parasit ini tidak
langsung dapat menular dari hospes satu kelainnya, tetapi perlu beberapa waktu
untuk menyesuaikan diri supaya dapat bersimbiosis dengan dengan flora yang ada
dalam hospes tersebut. Bilamana sudah beradaptasi pada suatu hospes, protozoa
akan berubah menjadi patogen terutama pada manusia. Pada mamalia lain kecuali
jenis primata, organisme tersebut tidak menimbulkan lesi apapun, tetapi akan
menjadi patogen bilamana mukosa terjadi kerusakan oleh penyebab lain (infeksi
sekunder).
Trophozoit akan memperbanyak diri
dengan pembelahan. Konjugasi hanya terjadi pada pemupukan buatan, secara
alamiah jarang terjadi konjugasi. Fase cyste terjadi pada waktu inaktif dari
parasit dan tidak terjadi reproduksi secara sexual ataupun asexual. Precyste
terjadi setelah keluar melalui feses yang merupakan faktor yang penting dari
epidemiologi penyakit. Infeksi terjadi bila cyste termakan oleh hospes yang
biasanya terjadi karena kontaminasi makanan dan minuman. Balantiudium coli biasanya mati pada pH 5,0; infeksi terjadi bila
orang mengalami kondisi yang buruk seperti malnutrisi dengan perut dalam
kondisi mengandung asam lemah.
Patologik
Pada
kondisi biasa, trophozoit memakan organisme paramaecium dan partikel kecil
jaringan. Tetapi kadang protozoa dapat memproduksi enzim proteolytic yang dapat
mendigesti epithel intestinum dari hospes. Organisme juga memproduksi
hyaluronidase yaitu enzim yang dapat memperbesar ulcer. Ulcer (borok) biasanya
berbentuk kerucut dengan leher kecil seperti kubangan dalam submukosa (seperti
ulcer dari amebik). Koloni dari ulcer tersebut menyebabkan terjadinya
infiltrasi sel radang lympocyte, polymorphonuklear leukosit dan perdarahan.
Bila kejadian berlanjut dapat meyebabkan perforasi dari usus besar dan
menyebabkan dysentri. Pada fase ini sering terjadi kematian.
Pengobatan
Beberapa
jenis obat dapat membunuh B. coli ini
yaitu: Carbasone, diiodohydroxyquin dan tetracycline. Sering terjadi paenyakit
hilang dengan sendirinya, atau individu tidak menunjukkan gejala tetapi dapat
bertindak sebagai karier. Pencegahan dapat dilakukan dengan seperti pada
infeksi E. histolytica dan khusus
untuk untuk B. coli perlu ekstra
hati-hati pada orang yang sering berhubungan dengan babi.
Giardia lamblia
Clasass: Flagelata
Family: Hexamitidae
Genus Giardia
Species: Giardia lalmblia
Protozoa
ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek pada tahun 1681, yang ia temukan
pada fesesnya sendiri. Spesies protozoa ini banyak ditemukan didaerah yang
beriklim panas. Anak-anak peka terhadap infeksi penyakit ini, dimana G. Lamblia adalah flagellata yang paling
sering dijumpai pada saluran pencernaan manusia.
Daur hidup
Giardia lamblia
hidup dalam usus halus orang yaitu bagian duodenum, jejenum dan bagian atas
dari ileum, melekat pada permukaan epithel usus. Protozoa dapat berenang dengan
cepat menggunakan flagellanya. Pada seorang yang menderita berat penyakit ini ,
ditemukan 14 milyard parasit dalam fesesnya, sedangkan pada infeksi sedang
ditemukan sekitar 300 juta cyste.
Dalam
usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk
trophozoit, tetapi setelah masuk kedalam colon parasit akan membentuk cyste..
Pertama-tama flagella memendek, cytoplasma mengental dan dinding menebal,
kemudian cyste keluar melalui feses. Pada awal terbentuknya cyste, ditemukan
dua nukleoli, setelah sejam kemudian ditemukan 4 nukleoli.. Bila cyste tertelan
hospes maka cyste tersebut langsung masuk kedalam duodenum, flagella tumbuh dan
terbentuk trophozoit kembali.
Patologi
Kebanyakan
kasus infeksi tidak menunjukkan gejala infeksi, biasanya ada orang yang lebih
peka terhadap penyakit ini daripada lainnya. Pada suatu kasus terjadi sekresi
cairan mukosa berlebihan sehingga terjadi diaree, dehydrasi, sakit perut dan
berat badan menurun. Feses terlihat berlemak tetapi tidak ditemukan darah.
Protozoa tidak merusak sel hospes, tetapi memakan cairan mukosa pada epithel
usus, sehingga menghambat absorpsi lemak dan unsur nutrisi lain, hal ini memacu
terjadinya gejala penyakit tersebut diatas. Cairan empedu dapat terserang
sehingga menyebabkan jaundice (penyakit kuning/icterus) dan sakit perut
(colic). Penyakit tidak menyebabkan fatal, tetapi sangat mengganggu.
Diagnosis dan pengobatan
Dengan
menemukan trophozoit dan cyste dalam feses dapat dijadikan pedoman diagnosis.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian Quinacrin atau metronidazole,
biasanya sembuh dalam beberapa hari.
Trichomonas vaginalis
Class: Flagellata
Family: Trichomonadidae
Genus: Trichomonas
Speciees: Trichomonas vaginalis
Trichomonas
hominis
Trichomonas
faetus
Spesies parasit ini ditemukan
pertama kali oleh Donne 1836 pada sekresi purulen dari vagina wanita dan
sekresi traktus urogenital pria. Pada tahun 1837, protozoa ini dinamakan Trichomonas vaginalis. Parasit ini
bersifat cosmopolitan ditemukan pada saluran reproduksi pria dan wanita.
Biologi
Parasit
hidup dalam vagina dan urethra wanita dan prostata, vesica seminalis dan
urethra pria. Penyakit ditularkan lewat hubungan kelamin, bahkan pernah
ditemukan pada anak yang baru lahir. Juga pernah secara kebetulan ditemukan
pada anak dan wanita yang masih perawan, mungkin terjadi infeksi melalui handuk
dan pakaian yang tercemar. Derajat keasaman normal pada vagina adalah 4,0-4,5,
tetapi bila terinfeksi akan berubah menjadi 5,0-6,0 sehingga organisme ini
dapat tumbuh baik.
Patologi
Kebanyakan
spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya hampir tidak terlihat.
Tetapi beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi, gatal-gatal, keluar cairan
putih yang mengandung trichomonas. Protozoa ini memakan bakteri, leukosit dan
sel eksudat. Seperti mastigophora lainnya T.
vaginalis membelah diri secara longitudinal dan tidak membetuk cyste.
Beberapa hari setelah infeksi,
terjadi degenerasi epithel vagina diikuti infiltrasi leukosit. Sekresi vagina
akan bertambah banyak berwarna putih kehijauan dan terjadi radang pada jaringan
tersebut. Pada infeksi akut, biasanya akan menjadi kronis dan gejalanya menjadi
tidak jelas. Pada pria yang terinfeksi, gejalanya tidak terlihat, tetapi kadang
ditemukan adanya radang urethritis atau prostitis.
Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis
bergantung pada ditemukannya trichomonas dalam sekresi penderita. Dapat juga
dilakukan dengan tes haemaglutination indirek (tidak langsung).
Pengobatan dengan cara oral seperti
metronidazole biasanya dapat sembuh dalam waktu 5 hari. Dapat terjadi reinfeksi
kembali melalui hubungan kelamin. Obat suppositoria dan “douches” cukup baik
dilakukan untuk membuat pH vagina menjadi asam. Pasangan sex juga harus diobati
bersamaan untuk mencegah terjadinya reinfeksi.
Tripanosomiasis
Class: Mastigophora
Ordo: Kinetoplastida
Famili: Trypanostomatidae
Genus: Trypanosoma
Species: Trypanosoma brucei
brucei (Hewan)
-
Trypanosoma
brucei gambiense (orang)
-
Trypanosoma
brucei rhodesiense (orang)
-
Trypanosoma
evansi (hewan)
-
Trypanosoma
equiperdum (hewan)
-
Trypanosoma
cruzi (orang)
Trypanosoma brucei gambiense dan T.b. rhodesiense
Dua
sub-spesies trypanosoma yaitu T.b.
gambiense dan T.b. rhodesiense
adalah merupakan agen penyakit tidur di Afrika (African sleeping sicknes). Secara
morfologik kedua sub-spesies ini sulit dibedakan, tetapi secara fisiologik
mereka berbeda. Trypanosoma b.
rhodesiense dapat dipupuk secara invitro dan media darah manusia, tetapi T.b. gambiense tidak dapat.
Spesies trypanosoma ini ditemukan di
bagian Afrika Tengah. T.b. gambiense menyebabkan penyakit kronis pada penduduk
didaerah Barat-Tengah Afrika dan bagian Tengah Afrika, sedangkan T.b.
rhodesiense ditemukan di daerah Timur-Tengah Afrika dan Tengah Afrika dan
penyakitnya lebih bersifat akut.
Vektor dari trypanosoma ini ada
perbedaan yaitu:
-
T.b. gambiense, vektornya Glossima
palpalis dan G. tachinoides
-
T.b.
rhodesiense, vektornya G.
morsitans, G. pallidipes dan G.
swynnertoni
Pada hospes vertebrata parasit
tersebut hidup dalam darah, kelenjar lymfe, limpa dan cairan serebro-spinal.
Parasit tidak masuk kedalam sel tetapi hidup hidup diantara sel dan jaringan
ikat diantara jaringan organ. Parasit paling banyak ditemukan dalam saluran
lymfe dan ruangan antar seluler di otak.
Daur hidup
Dalam
hospes vertebrata (definitif) yang secara alamiah terinfeksi, trypanosoma
cenderung bebentuk polymorfik, yaitu ada yang berbentuk langsing sampai
berbentuk gemuk yang semuanya disebut trypomastigot.
Pada waktu darah terhisap oleh vektor, parasit berlokasi di bagian posterior
usus tengah (midgut) dari lalat dan memperbanyak diri dalam waktu 10 hari. Pada
saat ini trypomastigot bentuk langsing bermigrasi keusus depan dan ditemukan
pada hari ke 12 sampai ke 20. Kemudian bergerak ke oesophagus, pharynx dan
hypopharynx, kemudian masuk ke dalam glandula salivarius. Dalam kelenjar ludah
tersebut parasit berubah bentuk menjadi “epimastigot”. Bebebrapa lama kemudian
berubah menjadi “metacyclic
trypomastigot”, berbentuk kecil, gemuk dan flagela bebasnya berkurang.
Bentuk metacyclic ini adalah bentuk infektif pada hospes vertebrata. Pada waktu
lalat “tsetse” menggigit, akan menginfeksi hospes vertebrata sampai beberapa
ribu trypanosoma hanya dengan satu gigitan.
Sekali masuk kedalam hospes
vertebrata tryps langsung bermultiplikasi sebagai trypomastigot di dalam darah
dan lymfe. Bentuk mastigot di temukan juga dalam limpa dan hati hewan percobaan
tikus dan dalam myocardium monyet.
Setelah beberapa periode waktu,
banyak trypanosoma bergerak menuju saraf pusat, memperbanayak diri dan masuk
kedalam ruang interseluler dalam otak.
Patologik
Sedikit
rasa sakit terjadi pada daerah gigitan lalat yang menginfeksi trypanosoma
bentuk metacyclic. Rasa sakit akan hilang dalam waktu 1-2 minmggu, pada saat
trypanosoma masuk kedalam saluran darah dan lymfe. Parasit bereproduksi secara
cepat dan menyebabkan parasitemia, dimana trypanosoma mulai menyerang berbagai
organ tubuh. Trypanosoma b. rhodesiense
jarang menyerang sistem saraf, tidak seperti T.b. gambiense, tetapi T.b.
rhodesiense dapat menyebabkan kematian dengan cepat. Kelenjar lymfe
membengkak dan congestif terutama daerah leher dan kaki. Pembengakakan kelenjar
lymfe dinamakan gejala “winterbottom”. Secara patologik kedua subspesies
trypanosoma dibedakan menjadi:
-
Akut: infeksi dari T.b. rhodesiense dengan gejala penurunan
berat badan dengan cepat dan kematian dalam waktu beberapa bulan setelah
infeksi
-
Kronis: infeksi dari T.b. gambiense dengan gejala gangguan
saraf.
Bilamana
T.b. gambiense menyerang saraf pusat,
penderita akan menderita penyakit kronis dengan gejala “penyakit tidur” pada fase infeksinya. Penderita menjadi apathy,
gangguan mental, tremor pada lidah, tangan dan badan, kemudian gejala paralysis
atau convulsi. Gejala tidur meningkat bahkan dapat tertidur pada waktu makan
maupun waktu berdiri. Akhirnya penderita akan koma dan terjadi kematian.
Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis
positif bila ditemukan parasit dalam darah, susmsum tulang dan cairan
serebrospinal. Tes serologi juga dapat dilakukan.
Suramin, pentamidin dan berenil,
dapat diberikan tetapi sulit untuk pengobatan yang menyangkut gejala saraf
Kombinasi antara berenil dan
metrinidazol, hasilnya cukup baik bila dihubungkan dengan gejala saraf.
Trypanosoma cruzi
Trypanosoma
cruzi banyak menginfeksi penduduk di daerah Amerika Selatan dan Tengah,
sekitar 12 juta penduduk menderita penyakit ini. Dalam suatu survei di Brazil
sekitar 30% orang dewasa mati karena penyakit ini. Carlos Chagas banyak
meneliti parasit ini sehingga penyakit karena infeksi Trypanosoma cruzi disebut “Chagas disease”.(1930).
Trypanosoma ditemukan di Amerika
Serikat, di beberapa negara bagian yaitu: Maryland, Georgia, Florida, Texas,
New-Mexico, Alabama dan Lousiana. Sebagai vektor dari parasit ini adalah
sejenis serangga termasuk famili “Reduviidae”
sub famili Triatominae, genus Triatoma..
Biologi
Bila
vektor menggigit hospes, biasanya langsung mengeluarkan kotoran (defaecasi)
pada kulit hospes. Faeses biasanya mengandung metacyclic trypanosoma dan langsung masuk kedalam kulit hospes
(vertebrata) melalui gigitan atau kulit
yang luka (biasanya kulit digaruk karena gatal waktu digigit). Hewan
reservoar (anjing dan kucing), biasanya terinfeksi karena memakan serangga
tersebut. Walaupun trypomastigot banyak ditemukan dalam darah pada awal
infeksi, mereka tidak bereproduksi sampai mereka masuk kedalam sel dan berubah
menjadi bentuk amastigotes. Sel yang
diserang biasanya adalah sel retikuloendothelial dari limpa, hati dan lymfatik
serta sel cardiac, sel otot polos dan otot skeletal. Pada beberapa kasus,
sistem saraf, kulit, gonad, mukosa usus, sumsum tulang dan plasenta juga
diserang.
Membrana undulata dan flagela
menghilang begitu parasit masuk kedalam sel hospes. Kemudian tryps membelah
diri membentuk banyak amastigot yang mengakibatkan sel mati dan melysis. Pada
saat tryps bebas protozoa tersebut akan menyerang sel lain. Cyste seperti
kantong parasit disebut “pseudocyst”, ditemukan dalam sel otot. Bentuk
intermediate (promastigot dan
epimastigot) dapat terlihat di ruang interstitiil. Beberpa dari parasit
tersebut bermetamorfosa sempurna membentuk trypomastigotes dan menemukan jalan
masuk kedalam darah.
Trypomastigot masuk kedalam tubuh
vektor melalui gigitan dan masuk ke bagian posterior usus tengah serangga dan
berubah menjadi epimastigot. Parasit ini kemudian membelah diri longitudinal
menjadi panjang dan langsing disebut epimastigot. Metacyclic mastigot kemudaian
keluar melalui rectum serangga 8-10 hari setelah infeksi pada serangga dan
begitu seterusnya.
Patologi
Pada
waktu metacyclic tryps masuk kedalam kulit akan timbul reaksi radang lokal yang
akut. Dalam waktu 1-2 minggu setelah infeksi parasit menyebar ke dalam kelenjar
lymfe regional dan mulai memperbanayak diri dalam sel yang memfagosit parasit
tersebut.
Pada
waktu pseudocyst pecah akan terlihat gejala peradangan yang diikuti degereasi
dan nekrosis dari sel saraf terutama sel ganglion. Ini adalah perubahan
patologi yang penting pada “Chagas disease”. Bentuk patologi Chagas disese ada
dua bentuk yaitu”\:
-
fase akut,:
Pada waktu trypanosoma dari faeses serangga masuk kedalam kulit, akan
menmimbulkan respon peradangan dengan adanya nodul kecil berwarna merah disebut
“chagoma”, dengan diikuti pembengkakan kelenjar lymfe regional. Pada 50% dari kasus
tryp masuk kedalam conjunctiva mata, menyebabkan edema bola mata dan
conjunctiva serta pembengkakan kelenjar lymfe pre auricular. Gejala ini disebut
gejala “Romana”. Pada proses kasus fase akut ini, pseudicyst ditemukan pada
seluruh organ tubuh.
-
Gejala fase akut ini ialah: anemia,
lemah’ gangguan saraf, sakit pada otot dan tulang. Kematian dapat terjadi 3-4
minggu setelah infeksi. Kasus akut ini sering terjadi pada anak balita.
Fase kronis: Sering dijumpai pada orang
dewasa, gejala terutama terjadi gangguan pada saraf pusat dan perifer, yang
berlangsung sanpai bertahun-tahun. Beberapa pasien kadang tidak memperlihatkan
gejala dan tiba-tiba terjadi kegagalan jantung. Penyakit “Chagas” diperkirakan
menyerang 70% pada penderita gagal jantung di daerah endemik dan menyebabkan
kematian. Terjadinya inefisiensi fungsi jantung disebabkan karena berkurangnya
denyut jantung karena rusaknya saraf ganglion. Jantung sendiri menjadi membesar
dan rapuh.
Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis
tepat dengan ditemukannya trypanosoma dalam darah, cairan serebrospinal,
jaringan otot, cairan lymfe. Paling banyak ditemukan trypanosoma di daerah
perifer pada waktu terjadi demam.
Tidak seperti tryps lainnya, T.
cruzi tida ada respons waktu di obati dengan chemoterapi. Obat seperti
primaquin dapat membunuh trypomastigot dalam darah.
Leishmaniasis
Genus: Leishmania
Species: Leishmania tropica
-
Leishmania
donovani
-
Leishmania
braziliaensis
Seperti pada genus trypanosoma, sebagian daur hidup parasit ini ada
dalam tubuh vektor serangga. Serangga yang menjadi vektor Leishmania spp. Adalah yang termasuk genus Phlebotomus. Hospes
vertebrata adalah spesies mamalia yaitu orang, anjing dan beberapa spesies
hewan pengerat. Sedangkan hospes invertebrata adalah serangga dalam genus Phlebotomus dan Lutzomya.
Leishmania tropica
Seorang peneliti Rusia menemukan dua
varietas L. tropica yaitu tipe urban,
L. tropica var.minor dan tipe rural
(pedesaan), L. tropica var. major.
Tipe urban ditemukan pada daerah padat penduduk dengan ciri adanya lesi papulae
yang kering dan bertahan beberapa bulan sebelum terjadi ulcerasi dan ditemukan
bentuk amastigot didalamnya. Sedang yang tipe rural dimana lesi papulae cepat terjadi
ulcerasi dan hanya ditemukan sedikit amastigot didalamnya.
Daur hidup
Pada
waktu serangga menghisap darah yang mengandung amastigot, parasit memperbanyak
diri dalam usus tengah kemudian bergerak ke pharynx. Pada saat serangga
menggigit kembali mamalia lainnya maka parasit tersebut ditularkan. Dalam tubuh
hospes mamalila parasit memperbanyak diri dalam retikuloendothelial dan sel
lympoid pada kulit.
Patologi
Masa
inkubasi terjadi beberapa hari sampai beberapa bulan. Gejala oertama terlihat
ada lesi kecil, timbul papulae merah pada daerah gigitan. Lesi papulae tersebut
mungkin menghilang dalam beberapa minggu. Tetapi biasanya berkembang terbentuk
kerak kecil dengan ulcer yang tertutup dibawahnya. Dua ulcer yang berdekatan
dapat menyatu dan terbentuk ulcer yang lebih besar. Bila tidak ada komplikasi
ulcer akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2 bulan atau sampai setahun
dengan meninggalkan jaringan parut.
Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis
positif bila ditemukan amastigot. Kerokan bagian pinggir ulcer diulaskan ke
gelas kaca (slide) kemudian diwarnai Wrigt’s atau Giemsa akan telihat parasit
di dalam sel endothel dan monosit.
Leishmania donovani
Pada
tahun 1900, William Leishman menemukan L.
donovani pada limpa seorang tentara yang meninggal karena demam di Dum-Dum
India. Sehingga penyakit ini dinamakan demam Dum-Dum atau Kala-azar. Penemuan
ini dipublis pada tahun 1903, setahun kemudian Charles Donovan menemukan
parasit yang sama pada biopsi limpa. Sehingga para ilmuwan bersepakat menamakan
parasit ini dinamakan Leishmania
donovani.
Parasit ini distribusinya sangat
luas dari daerah Mediteranian, Asia Tengah, Rusia Selatan dan China. Sedangkan
spesies vektornya adalah Phlebotomus
major, P. perniciosus, P. chinensis dan P.
longicuspis. Varietas lain ditemukan di daerah India Barat dan Bangladesh
dengan vektor P. argentipes. Varietas
yang lebih virulent ditemukan di Afrika Timur dengan vektor P. martini dan P. orientalis.
Daur hidup
Mirip
dengan L. tropica, dimana amastigot
masuk kedalam vektor phlebotomus bersama dengan darah yang dimakan. Parasit
tinggal di usus tengah dan memperbanyak diri, kemudian mereka berubah menjadi
bentuk langsing disebut promastigot. Kemudian parasit bergerak ke oesophagus,
pharynx dan buccal cavity dimana parasit kemudian diinjeksikan ke hospes
vertebrata, parsit langsung dimakan oleh sel makrofag dan membelah diri dengan
cepat dan membunuh sel tersebut. Keluar dari sel makrofag yang mati parsit
dimakan oleh makrofag lain dan multiplikasi lagi sehingga membunuh sel tersebut,
hal tersebut menyebabkan membunuh sistem reticuloendothelial.
Patologi
Masa
inkubasi pada orang sekitar 10 hari sampai 1 tahun, biasanya 2-4 bulan.
Penyakit biasanya berjalan lambat disertai
ringan diikuti dengan anemia, protrusi abdomen karena pembesaran limpa
dan hati dan akhirnya mati dalam waktu 2-3 tahun. Pada beberapa kasus mungkin
gejala terjadi lebih akut, demam tinggi, muntah dan kematian terjadi dalam
waktu 6-12 bulan. Gejala lain adalah adanya edema terutama daerah muka,
perdarahan membrana mukosa, sulit bernafas dan diaree. Kasus kematian dapat
terjadi karena ada invasi penyakit lain yang patogen dan tubuh sudah tidak
dapat bertahan.
Perdarahan organ bagian dalam
seperti limpa dan sumsum tulang, adalah merupakan kompensasi untuk memproduksi
makrofag dan sel pagocyt serta sel darah merah. Sebagai akibatnya limpa dan
hati bekerja keras dan membesar (hepatosplenomegali) dan pasien menjadi
menderita anemia yang parah.
Diagnosis dan pengobatan
Seperti
pada L. tropica, diagnosis pasti
dilakukan dengan menemukan L. donovani dalam jaringan dan sekresi. Biopsi
jaringan hati, limpa dan jaringan yang terkena dapat ditemukan parsit.
Pengobatan dengan cara memberikan
injeksi preparat antimoni dan derivatnya serta dengan perawatan yang baik
(pemberian cukup protein dan vitamin) berhasil cukup baik.
Leishmania braziliensis
Parasit
ini menyebabkan penyakit pada orang dengan beberapa sebutan gejala yaitu espundita, uta, ulcer chiclero, atau Leishmania mucocutaneus. Penyakit ini
ditemukan di daerah Meksiko Tengah sampai Utara Argentina. Gejala penyakit
sangat bervariasi sehingga sulit untuk
membedakan identitas dari parasit ini.
Daur hidup dan patologi
Daur
hidup dan cara bereproduksi sama dengan L.
donovani dan L. tropica.
Penularan promastigot kedalam hospes vertebrata menimbulkan papulae merah yang
kecil pada kulit. Hal tersebut menimbulkan rasa sakit, ulcerasi vesical dalam
waktu 1-4 minggu. Lesi primer ini dapat sembuh dalam waktu 6-15 bulan.
Di daerah Meksiko dan Amerika
Tengah, lesi sekunder sering ditemukan pada telinga sehingga merusak organ
tersebut. Kasus tersebut sering ditemukan pada orang yang sering pergi kehutan
untuk mata pencahariannya dengan mengumpulkan getah dari pohon “chicle”,
sehingga ulcer yang timbul disebut ulcer
chiclero.
Parasit
ini menunjukkan kecenderungan bermetastasis, atau menyebar langsung dari lesi
primer ke daerah mukokutaneus. Lesi sekunder terjadi setelah lesi primer
sembuh, mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum gejala lesi sekunder
timbul.
Lesi sekunder sering menyerang
hidung, mukosa bucal sehingga menyebabkan degenerasi tulang rawan. Terjadinya
nekrosis dan infeksi bakteri sekunder sering terlihat. Sebutan “espundita” dan
“uta” adalah nama dari kondisi tersebut. Ulcerasi dapat menyerang bibir, palatum
dan pharynx sehingga menyebabkan deformasi. Infeksi penyakit di daerah larynx
dan trachea dapat merusak pita suara.
Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis
dapat dilakukan bila menemukan Leishmania
donovani pada jaringan yang terkena. Adanya “espundita” dapat dikelirukan
dengan penyakit TB, lepra, syphilis dan beberap penyakit penyebab virus atau
jamur. Pengobatan sama dengan penyakit Kala-azar.
Toxoplasmosis
Pertama
ditemukan pada tahun 1908 pada tikus gurun, sejak itu parsit tersebut ditemukan
disetiap negara di dunia. Banyak spesies terserang parasit ini antara lain:
carnivora, insectivora, rodentia, babi, herbivora, primata dan mamalia lainnya.
Parasit ini bersifat cosmopolitan pada orang tetapi dapat menyebabkan sakit.
Biologi
Toxoplasma
merupakan parasit intra seluler pada bermacam-macam jaringan tubuh termasuk
otot dan epithel intestinum. Pada infeksi berat parasit dapat ditemukan dalam
darah dan eksudat peritoneal. Daur hidupnya termasuk dalam epithel intestinum
(enteroepithelial) dan fase “extraintestinal” terdapat dalam kucing rumah dan
hewan piaraan lainnya. Reproduksi sexual dari toxoplasma terjadi pada waktu
hidup dalam tubuh kucing, dan reproduksi asexual terjadi pada hospes lainnya.
Fase
extra intestinal : dimulai pada waktu kucing atau hospes lainnya
memakan oocyst yang bersporulasi atau termakan tachyzoid atau bradyzoites yang
merupakan fase infektif. Oocyst dengan ukuran 10-13 um X 9-11 um pada dasarnya
mirip dengan oocyst jenis isospora lainnya. Sporozoits keluar dari sporocyst,
sebagian masuk kedalam sel epithel dan tinggal di lokasi tersebut, lainnya
masuk kedalam mukosa dan berkembang di lamina propria, kelenjar lymfe
mesenterica, organ lainnya dan dalam sel darah putih. Pada hospes lain seperti
kucing tidak ada perkembangan di daerah enteroepithelial, tetapi sporocyst
masuk dalam sel hospes dan memperbanyak diri dengan “endodyogeny”. Sel yang
membelah diri secara cepat dan menyebabkan infeksi akut disebut “tachyzoits”.
Sekitar 8-16 tachyzoit mengumpul dalam sel vacuola parasitophorus sebelum sel
mengalami disintegrasi, bila parasit membebaskan diri dari sel tersebut merka
akan menginfeksi sel lain. Tachyzoit tidak tahan terhadap sekresi asam lambung,
tetapi tachyzoit bukanlah sumber infeksi yang penting dibanding fase lainnya.
Bilamana infeksi menjadi kronis,
zoits yang berada dalam otak, jantung dan otot memperbanyak diri lebih lambat
daripada fase akut. Dalam hal ini zoit tersebut dinamakan “bradyzoites” dan
mereka terakumulasi dalam jumlah besar dalam sel hospes. Mereka kemudian dikeleilingi
oleh lapisan dinding yang kuat disebut “zoitocyst”. Cyste tersebut dapat
bertahan selama berbulan-bulan atau beberapa tahun terutama dalam jaringan
saraf. Pembentukan cyste tersebut diikuti dengan perkembangan imunitas terhadap
infeksi baru, yang biasanya permanen. Bila daya imunitas menurun, bradyzoit
melepaskan diri dan merupakan booster untuk menimbulkan daya imunitas lagi pada
tingkat semula. Proteksi terhadap reinfeksi dengan adanya agen infeksi dalam
tubuh disebut “premunition”.
Imunitas terhadap toxoplasma ada dua yaitu: imunitas “humoral” dan “cell mediated”.
Dinding cyste dan bradyzoites sangat resisten terhadap pepsin dan trypsin dan
bila tertelan parasit tersebut dapat menginfeksi hospes baru.
Fase
enteroepithelial: Dimulai pada waktu kucing memakan zoitocyst yang
berisi bradyzoits, oocyst yang berisi sporozoit atau tachyzoit. Kemungkinan
lain adalah adanya migrasi zoit dari extraintestinal kedalam intestinal dalam
tubuh kucing. Begitu parasit masuk sel epithel usus halus atau colon, parasit berubah
menjadi trophozoit dan siap tumbuh untuk mengalami proses schizogony. Telah
diteliti ada 5 strain toxoplasma yang dipelajari pada fase ini, dari yang
memproduksi 2 sampai 40 merozoit dari scizogony, polygony, atau endodyogeni,
dimana prosesnya asexual. Gametogony tumbuh di dalam usus terutama usus halus,
tetapi sering terjadai dalam ileum. Sekitar 2-4% gametocyst adalah jantan yang
masing-masing dapat memproduksi 12 microgamet. Oocyst yang ditemukan dalam
feses kucing terjadi setelah 3-5 hari post infeksi dari cyste, dengan jumlah
tertinggi pada hari ke 5-8. Oocyst memerlukan oksigen untuk sporulasi,
sporulasi terjadi pada hari ke 1-5.
Patologi
Tipe
enteroepithelial hanya hidup selama beberapa hari, terutama pada ujung vili.
Tetapi fase extraepithelial, terutama yang berlokasi di retina atau otak,
cenderung menyebabkan infeksi yang serius.
Infeksi pada umur dewasa biasanya
tidak menunjukkan gejala (asymptomatik). Tetapi bila terjadi penurunan daya
tahan oleh karena obat (obat imunosupresif seperti corticosteroid) gejala akan
menjadi tampak. Infeksi yang memperlihatkan gejala (symptomatik infection) di
kelompokkan dalam 3 kategori yaitu: infeksi akut, sub akut dan kronis.
Infeksi
akut: Infeksi pertama terjadi dalam extraintestinal pada
kucing dan hospes lain termasuk manusia, yang diserang adalah organ kelenjar
lymfe mesenterica dan parenchym hati. Dua jaringan tersebut akan cepat
mengalami regenerasi untuk melawan parasit. Gejala yang terlihat adalah rasa
sakit, pembengkakan kelenjar lymfe di daerah cervic, supra clavicula dan
inguinal. Gejala ini diikuti demam, sakit kepala, sakit otot, anemia dan
komplikasi paru. Gejala ini dapat dikelirukan dengan penyakit flu. Bilamana imunitas berkembang akan menyebabkan
terjadinya infeksi sub-akut.
Infeksi
sub-akut: Terjadi waktu daya imunitas terbentuk dan menekan
proses proliferasi tachyzoit. Hal ini bersamaan dengan terbentuknya cyste.
Cyste ini bertahan beberapa tahun dan tidak memeprlihatkan gejala klinis.
Kadang cyste pecah dan keluar bradyzoit dan biasanya dibunuh oleh reaksi tubuh
hospes, walaupun beberapa lainnya membentuk cyste baru. Kematian bradyzoit akan
merangsang terbentuknya reaksi hipersensitif dalam bentuk peradangan pada area
yang terkena. Pada otak secara perlahan diganti dengan nodule sel glia. Bila
banyak nodule terbentuk, akan terlihat gejala encephalitis kronis yaitu
“spasmic patalysis”. Terjadinya reinfeksi pada sel retina oleh tachyzoit dapat
merusak retina. Cyste dan cyste yang pecah dalam retina dan choroid akan
menyebabkan kebutaan. Gejala patologik toxoplasma yang kronis lainnya adalah
myocarditis, kerusakan jantung permanen dan pneumonia.
Congenital toxoplasmosis
Bila
ibu yang sedang hamil terinfeksi toxoplasma akut, organisme akan menginfeksi
faetus yang dikandungnya. Untungnya infeksi neonatal kebanyakan tidak
memperlihatkan gejala, tetapi banyak kasus terjadi kematian fetus dan gagal
melahirkan. Diduga toxoplasma masuk ke fetus melalui plasenta dari darah
ibunya, tetapi karena uterus sendiri terinfeksi berat, terjadinya transmisi
langsung dapat terjadi.
Abortus spontan terjadi bila faetus
terinfeksi toxoplasma baik pada orang maupun hewan. Pada suatu penelitian
diantara 118 kasus infeksi maternal pada awal dan selama masa kehamilan terjadi
9 kasus abortus atau kematian neonatal, 39 kasus congenital akut toxoplasmosis
dengan dua kasus kematian dan 28 kasus infeksi sub-klinis. Infeksi maternal
pada triwulan pertama masa kehamilan akan menyebabkan patogenik yang ekstensif,
tetapi transmisi parasit ke fetus lebih sering terjadi infeksi maternal pada
triwulan ke 3.
Lesi pada toxoplasma congenital
adalah hydrocephalus, mikrocephali, cerebral calcifikasi, chorioretinitis dan
gangguan psychomotor. Pada kasus kehamilan kembar, salah satu fetus
memperlihatkan gejala yang serius daripada lainnya yang tidak menunjukkan
gejala infeksi. Pada anak yang lahir selamat dari infeksi congenital, terjadi
kerusakan otak congenital, terlihat dengan gangguan mental dan epilepsi. Hal
inilah toxoplasmois adalah penyebab serius pada ibu hamil.
Diagnosis dan pengobatan
Diagnosis
spesifik pada orang berdasarkan beberapa hasil tes laboratorium. Penggunaan
hewan percobaan dengan inokulsi dari hasil biopsi kelenjar lymfe, hati atau
limpa pada tikus hasilnya lebih akurat. Penggunaan teknik komplemen fixation di
kombinasi dengan hemaglutinasi dan tes pewarnaan juga menghasilkan diagnosis
yang tepat.
Pengobatan dengan pyrimetamin dan
sulfonamide bersamaan banyak digunakan sebagai obat toxoplasmosis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar